Mewujudkan Desa Pabuaran yang Transparan, Informatif, dan Bersahabat.
Kepala Desa Pabuaran
Dari sisi sejarah, Pabuaran pada "Masa Nasionalisme" pada awal abad ke-20 di Kabupaten Subang, Setelah Kongres Sarekat Islam di bandung tahun 1916 di Subang berdiri cabang organisasi Sarekat Islam di Desa Pringkasap bersamaan dengan di daerah Desa Sukamandijaya (Ciasem).
Desember 1947: Sebelum terjadi peristiwa pembantaian di Rawagede Kapten Lukas Sutaryo melawan Belanda di wilayah Pabuaran. 10 Juni 1948: Pertempuran sengit terjadi di Warungdoyong, Desa Pringkasap, Kecamatan Pabuaran antara pasukan Belanda dengan Pejuang. 26 Agustus 1948: Penunjukan Bupati kedua Kabupaten Karawang Timur (saat Kab.Subang dan Kab. Purwakarta belum terbentuk) yang rapatnya dilaksanakn di Desa Siluman. Agustus 1948: Di Stasiun Tanjungrasa pejuang berhasil merampas kereta api, Kemudian lokomotif yang telah dipasangi bendera merah putih tersebut dijalankan tanpa manusia dan berhasil sampai ke stasiun Cikampek, Pasukan Belanda di Cikampek menjadi kalang kabut. Bulan September 1948: Belanda menyerang Pabuaran dari semua arah dengan mengerahkan pasukan dari darat dan udara. Sejarah mencatat, masyarakat Pabuaran bersama Tentara berjuang bahu membahu mempertahankan kemedekaan NKRI.
Mewujudkan Desa Pabuaran yang Sejahtera, Mandiri, Aman, cerdas, Beriman & Taqwa serta Bermartabat
Secara goegrafis Desa Pabuaran terletak di bagian utara Kabupaten Subang. batas batas wilayahnya adalah:
Desa Pabuaran memiliki lahan pertanian yang subur, dengan berbagai komoditas unggulan seperti padi, sayuran, dan buah-buahan.
Potensi perikanan di desa ini sangat menjanjikan, dengan banyaknya kolam ikan dan sungai yang melintasi wilayah desa.